Dinas PPPA Kutim Dorong Pembangunan RIRA

Dinas PPPA Kutim Dorong Pembangunan RIRA

Lensakaltim.com (Kutim) – Rumah Ibadah tidak hanya sebagai tempat untuk beribadah, namun juga dapat dikembangkan untuk mengakomodasi kebutuhan anak untuk belajar dan bermain. Dengan demikian, akan banyak anak-anak datang ke rumah ibadah karena banyak hal yang dapat mereka lakukan di rumah ibadah.

Fungsi rumah ibadah yang dikembangkan menjadi tempat anak-anak berkumpul dan melakukan kegiatan positif, inovatif, kreatif, dan rekreatif.

Rumah ibadah yang masuk dalam RIRA adalah rumah ibadah yang memiliki sistem pelayanan holistik dan menjamin pemenuhan hak anak. Termasuk melindungi anak dari segala bentuk kekerasan, eksploitasi anak, kerentanan, dan diskriminasi.

Pencanangan Rumah Ibadah Ramah Anak (RIRA) juga bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan rumah ibadah dengan berorientasi pada kepentingan terbaik anak sesuai tumbuh kembangnya, tanpa kekerasan dan diskriminasi.

Program ini juga bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi rumah ibadah sebagai tempat pembelajaran. Lewat RIRA akan dilakukan berbagai kegiatan pengembangan bakat dan minat anak, termasuk anak berkebutuhan khusus.

Dinas PPPA Kutim Dorong Pembangunan RIRA

Namun penguatan fungsi rumah ibadah memerlukan keterlibatan dan kerja sama antara pemerintah dan lembaga keagamaan yang mendukung pemerintah dalam upaya pemenuhan hak anak dan perlindungan dari segala bentuk kekerasan, eksploitasi, kerentanan dan diskriminasi.

RIRA merupakan faktor pendukung Kota Layak Anak. RIRA melibatkan lintas sektoral dalam lingkup pelaksanaan program dan kegiatan yang responsif bagi kepentingan terbaik bagi anak

Dinas Pememberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak melalui Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak, Rita Winarni mengatakan jika pihaknya terus berupaya agar Kutim memiliki RIRA. “Saat ini sudah ada dua RIRA di Kutim. Pertama untuk Masjid dan Gereja. Yakni Masjid Al Qubaiyah dan Gereja Santa Theresia,” beber Rita.

Dua rumah ibadah ini sudah ditetapkan tahun lalu. Ini merupakan percontohan. Namun kata dia, tak hanya dua rumah ibadah ini, namun ada beberapa yang menjadi target. “Peserta sudah banyak. Ada beberapa rumah ibadah. Yang menjadi indikator diantaranya ialah tempat bermain, pojok baca, dan fasilitas lainnya.  Sementara ini di Sangatta Utara dulu,” paparnya.

RIRA ini terus dilakukan pendampingan. Empat pekan sekali dilakukan pemantauan. Bahkan, rumah ibadah atau panitia diberikan pelatihan khusus dalam pengelolaan. “Sebulan sekali turun ke lapangan. Kami fasilitasi juga seperti buku, permainan anak. Tujuannya lagi-lagi agar anak betah beribadah dan mengenal tempat ibadah,” pungkasnya (adv/lk01)

Pos terkait