Kesejahteraan Nakes, Arfan Nilai Kenaikan Gaji Jadi Solusi

Kesejahteraan Nakes, Arfan Nilai Kenaikan Gaji Jadi Solusi
Kesejahteraan Nakes, Arfan Nilai Kenaikan Gaji Jadi Solusi

Lensakaltim.com (Kutim) – Pelayanan kesehatan merupakan hal wajib yang patut dipenuhi pemerintah. Sehingga harus ditunjang dengan fasilitas kesehatan (faskes) yang memadai. Tidak hanya di kawasan perkotaan, melainkan hingga kecamatan di pedalaman hingga kawasan pesisir.

Salah satu yang telah direalisasikan Pemkab Kutim, yakni rampungnya Rumah Sakit (RS) Muara Bengkal di kawasan pedalaman. Bahkan RS yang dikerjakan melalui anggaran 2022 itu sudah diresmikan awal tahun ini. Namun masih ada pekerjaan rumah (PR) bagi pemkab.

Salah satunya pemenuhan 141 sumber daya manusia (SDM) yang akan mengisi RS tersebut. Seperti tenaga perawat dan lima dokter spesialis yang saat ini memang masih minim di kabupaten ini. Di antaranya dokter anak, dokter penyakit dalam, bedah, kandungan dan anestesi. Sedangkan saat ini baru tersedia 23 tenaga medis hasil mencomot dari puskesmas di sekitar RS itu.

Hal itu membuat Pemkab Kutim dilema, terutama dengan adanya kebijakan setiap pemerintah daerah (pemda) di Indonesia tidak diperbolehkan lagi mengangkat tenaga honorer. Wakil Ketua II DPRD Kutim Arfan tidak menampik kebanyakan dokter spesialis spesialisasi tidak bersedia lantaran berada jauh di pedalaman.

“Kalau di kota kan mereka bisa buka praktik mandiri, dengan penghasilan yang lebih besar,” kata politikus NasDem itu.

Kesejahteraan Nakes, Arfan Nilai Kenaikan Gaji Jadi Solusi

Pemkab pun diminta menyiasati dengan memberikan kenaikan gaji kepada para dokter spesialis. Sehingga menjadi daya tarik tersendiri, apalagi sifatnya sangat mendesak. Ya, pemkab memang berencana menaikan gaji dokter dari Rp 40 juta menjadi Rp 60-70 juta per bulan.

“Tetap pertimbangan yang harus menjadi perhatian kalau pemerintah ingin menaikan gaji dokter,” bebernya.

Salah satunya adalah dengan meningkatkan kinerja dari dokter tersebut. Dia tak ingin setelah absen langsung pulang. Mengingat tenaga medis harus mengutamakan pelayanan kepada masyarakat.

“Jangan sampai mereka menganggap lebih menguntungkan bekerja di RS Swasta atau membuka praktek sendiri. Ini sudah saya ingatkan kepada direktur RSUD Kudungga. Makanya harus menjadi perhatian serius,” imbuh Arfan.

Kendati demikian, dia mengapresiasi program Pemkab Kutim yang membuka penerimaan beasiswa bagi putra dan putri daerah, untuk berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas mulawarman. Termasuk untuk jurusan keperawatan, farmasi dan kesehatan masyarakat (kesmas). “Harus segera direalisasikan. Karena ini program jangka panjang,” pungkasnya (adv/*/lk01)

Pos terkait