Lensakaltim.com (Kutim) – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah melibatkan penjahit daerah dalam proses pengadaan seragam sekolah bagi peserta didik di seluruh jenjang pendidikan.
Kepala Disdikbud Kutim, Mulyono, mengungkapkan bahwa sebagian besar seragam, khususnya seragam batik, dikerjakan langsung oleh penjahit lokal asal Kutim. Kebijakan ini diambil sebagai bentuk pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di bidang konveksi dan garmen.
“Kalau soal penjahit lokal ini sebagian ada. Contoh kayak batik itu di sini aja. Tapi kalau yang lainnya sebagian memang ada di luar, karena kebutuhan kita cukup besar,” jelasnya.
Mulyono menegaskan, pihaknya berupaya menyeimbangkan antara pemberdayaan pelaku usaha lokal dengan kemampuan produksi di daerah. Mengingat jumlah kebutuhan seragam di Kutim yang mencapai ribuan setiap tahun, sebagian pengadaan masih dilakukan dengan melibatkan pihak luar agar distribusi tetap berjalan tepat waktu.
“Penggunaan penjahit lokal dilakukan secara selektif dan proporsional, menyesuaikan kemampuan pengusaha di daerah. Tujuannya agar kualitas seragam tetap terjamin, namun ekonomi masyarakat lokal juga dapat bergerak,” tambahnya.
Ia menyebut, Disdikbud Kutim memfasilitasi pengadaan lima jenis seragam sekolah, mulai dari seragam wajib nasional, pramuka, olahraga, batik, hingga perstel tetap.
“Itu lengkap, dari seragam merah putih untuk SD sampai batik khas Kutim,” ujarnya.
Melalui kebijakan ini, Disdikbud Kutim berharap tercipta sinergi positif antara dunia pendidikan dan pelaku UMKM lokal. Selain memastikan ketersediaan seragam yang berkualitas bagi siswa, langkah ini juga diharapkan mampu memberikan dampak ekonomi nyata bagi masyarakat daerah. (adv/rm/lk)













