Sambangi Padang Panjang, Ini Penjelasan dokter Bahrani

Sambangi Padang Panjang, Ini Penjelasan dokter Bahrani
Sambangi Padang Panjang, Ini Penjelasan dokter Bahrani

Lensakaltim.com (Kutim) – Belum lama ini, rombongan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) melalui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur (Dinkes Kutim), dr Bahrani Hasanal, mengunjungi UPTD Puskesmas Kebun Sikolos di Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat.

PJ Bupati Kutim melalui Kadis Kesehatan dr Bahrani, mengungkapkan bahwa Kutim menghadapi tantangan besar dalam memberikan layanan kesehatan karena luas wilayahnya yang lebih besar dari Provinsi Jawa Barat dan Banten. Dengan kondisi geografis yang luas dan beragam, distribusi layanan kesehatan di wilayah pedalaman menjadi tantangan tersendiri.

“Kami memiliki 21 puskesmas, namun untuk menjangkau satu puskesmas saja bisa memakan waktu berjam-jam. Karena itu, kami perlu memperluas jaringan pelayanan kesehatan ke depannya,” kata Bahrani.

Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari dan mengadopsi strategi layanan kesehatan yang diterapkan di Padang Panjang sebagai model bagi Kutai Timur. “Kami berharap dapat meniru dan memodifikasi apa yang telah sukses di sini, dan menerapkannya di Kutai Timur,” terangnnya

Sebagai bagian dari peningkatan layanan, Kutim saat ini telah memiliki Tes Cepat Molekuler (TCM) di empat puskesmas dan satu rumah sakit, yang membantu deteksi cepat untuk penyakit menular seperti tuberkulosis (TB). Bahrani menyebut TCM ini sebagai langkah penting untuk surveilans kesehatan berbasis laboratorium.

Bahrani juga menyoroti empat kebijakan utama yang digariskan Kementerian Kesehatan dalam upaya eliminasi TB. Langkah pertama adalah memperluas jejaring fasilitas kesehatan dan memperkuat pencatatan serta pelaporan data kesehatan melalui program DPPM (District Public Private Mix) yang melibatkan sinergi antara pihak swasta dan pemerintah.

Langkah kedua adalah memperluas surveilans berbasis laboratorium dengan menyediakan TCM di beberapa puskesmas dan rumah sakit. Dengan deteksi dini yang lebih cepat, Bahrani berharap penanganan TB di wilayah terpencil dapat lebih efektif. “Deteksi awal sangat penting, terutama di wilayah yang sulit dijangkau,” tambahnya.

Selain itu, strategi ketiga melibatkan penyintas TB dalam edukasi pasien baru untuk meningkatkan kepatuhan terhadap pengobatan. Edukasi berbasis komunitas ini, menurut Bahrani, adalah upaya yang berkelanjutan untuk mengurangi tingkat kekambuhan TB di daerah-daerah yang memiliki angka kasus tinggi.

Langkah terakhir adalah mendorong kebijakan pemerintah untuk pengembangan vaksin TB yang lebih efektif sebagai solusi jangka panjang. “Strategi yang komprehensif ini diharapkan dapat membantu kami mengatasi tantangan kesehatan di Kutai Timur dengan lebih baik,” tutup Bahrani, optimistis bahwa layanan kesehatan di Kutai Timur akan terus meningkat, memberikan akses yang lebih merata bagi seluruh masyarakat. (adv/ni/lk01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *