Lensakaltim.com (Kutim) – Proyek Multi Years Contract (MYC) atau tahun jamak pemerintah daerah, terus menjadi sorotan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur (Kutim). Kali ini, Ketua Komisi B DPRD Kutim Hepnie Armansyah, ikut berkomentar terkait realisasi yang diprediksi tidak mencapai 100 persen.
Pasalnya, ada dua proyek MYC yang sampai saat ini belum ada sama sekali progres pekerjaannya, yakni pembangunan Pasar dan Masjid At-Taubah di Sangatta Selatan. Kabar ini disampaikan, Hepnie Armansyah saat dikonfirmasi sejumlah awak media belum lama ini.
“Apa yang disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), bahwa tahun ini target anggaran terserap. Memang terserap, tapi kan MYC kan 2 tahun pekerjaannya, tahun lalu kan tidak terserap,” ucap Hepnie Armansyah.
Hepnie mengungkapkan bahwa pihaknya sudah berkali-kali memanggil Kadis PUPR Kutim yang saat ini dijabat Muhammad Muhir untuk menjelaskan progres MYC. Namun, yang bersangkutan disebut tidak pernah memenuhi panggilan dengan berbagai macam alasan.
Hepnie Armansyah Pertanyakan Komitmen Kadis PU
“Alasan terakhir bilangnya sakit, pembahasan LKPJ Bupati Kutim 2023 tidak hadir juga karena ada acara lain. Pokoknya Kadis PU tidak pernah muncul lagi batang hidungnya di Kantor DPRD ini kalau dipanggil,” ungkapnya.
Tak ayal, politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu menduga pada agenda berikutnya yang bersangkutan akan kembali mangkir. Padahal, bukan hanya ia yang memiliki pertanyaan terkait progres MYC melainkan kolega legislator lainnya.
“Nanti ini pembahasan LPJ, kan biasanya dipanggil juga Dinas PU, enggak bakal datang juga dia itu. Intinya lebih susah datangkan Kadis PU ke DPRD, daripada Bupati ataupun pejabat lainnya,” tutup Hepnie Armansyah. (adv/ik/lk01)