Lensakaltim.com (Kutim) – Jelang Natal dan Tahun Baru 2025 (Nataru), Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman didampingi unsur Forkopimda, meninjau ketersedian Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah SPBU di Kota Sangatta.
Ketahui bersama, BBM bersubsidi hingga saat ini masih menjadi tantangan di kalangan masyarakat. Ini disebabkan telah terjadi kelangkaan serta pasokan BBM yang masuk, akan mengakibatkan antrian kendaraan yang cukup panjang sehingga menimbulkan kemacetan.
dihadapan awak media, Ardiansyah Sulaiman menyatakan, kebutuhan BBM khusus solar saat ini masih sangat kurang di SPBU. “Yang jadi masalah yaitu solar, kadang kala sampai – sampai pukul 3 itu sudah habis di jam segitu,” ucap Bupati Ardiansyah Sulaiman, usai pemantauan BBM Subsidi di SPBU di Jalan Yos Sudarso II, Sangatta, Selasa (17/12/2024).
Menurutnya kondisi kelangkaan solar ini sangat menyulitkan masyarakat, karena mereka terpaksa harus mengambil pasokan lagi pada hari berikutnya dan terus mengantri di SPBU. “Sehingga antrian lagi dan mengambil pemasokan untuk besoknya lagi, jadi kadang ada yang tidur dimobilnya untuk mendapatkan solar,” terangnya.
Sementara itu, Manajer SPBU Yos Sudarso ll, Ismail, mengatakan penyebab kelangkaan BBM tersebut faktor dari membludaknya jumlah kendaraan. Tak hanya kendaraan dari masyarakat Kutim, melainkan kendaraan – kendaraan dari luar Kutim.
“Kalau saya lihat kendalanya sih memang dari jumlah kendaraan yang semakin meningkat, dari Samarinda dan Balikpapan juga saya lihat banyak juga yang mengisi kalau mau kedaerahnya,” tutur Ismail.
Di tengah meningkatnya minat masyarakat terhadap BBM jenis Pertalite, Ismail mengambil langkah untuk menstabilkan harga Pertamax agar perbedaannya dengan Pertalite tidak terlalu signifikan.
“Makanya Pertamina ini menstabilkan harganya, saya lihat ini semakin hari orang sudah beralih ke Pertamax ya, karena harganya tidak terlalu jauh berbeda,” tambahnya.
Selain itu, Ismail menilai harga antara BBM Pertamina dan eceran dimasyarakat tak ada perbedaan yang signifikan. Sehingga masyarakat cenderung memilih di SPBU ketimbang dipenjual eceran.
“Daripada dia beli dieceran kan, murah harganya namun kurang lebih sama Pertamax SPBU. Mending mereka beli di SPBU dengan produk Pertamax itu,” tutupnya. (*)