La Suntu Tastio : Perkuat Inovasi dan Kualitas Produk

La Suntu Tastio : Perkuat Inovasi dan Kualitas Produk

Lensakaltim.com (Depok) – La Suntu Tastio, merupakan UMKM kerajinan binaan Astra melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) yang berada di wilayah Depok, Jawa Barat. Usaha home industry milik Indari Umiyasih ini, didirikan pada tahun 2010 dengan produk berbagai craft, seperti tas, dompet dan souvenir lainnya yang dikombinasikan dengan bahan tenun serta batik dari pengrajin di beberapa daerah di Indonesia.

Didirikannya La Suntu Tastio bermula saat Indari terlibat dalam bisnis konveksi tas Bersama rekannya pada tahun 2005. Kala itu, Indari merasa bisnis tersebut memiliki potensi yang bagus untuk dikembangkan. Berbagai perusahaan maupun reseller pun memesan produknya secara continue. Namun, siapa disangka, seiring berjalannya waktu, Indari terpaksa menutup usaha tersebut, karena beberapa masalah yang dihadapinya.

Indari pun tidak ingin terpuruk, belajar untuk fokus dalam bisnis yang sama, Indari terus bekerja keras untuk meningkatkan kompetensinya dalam menjahit, memahami satu per satu proses dalam bisnis tersebut hingga belajar marketing yang dimulai dengan memperkenalkan produknya ke lingkungan keluarga.

Produk yang dibuatnya pun diterima positif oleh sang keluarga, hal tersebut menjadi semangat tersendiri bagi Indari. Terlebih para reseller sebelumnya banyak yang menghubungi Indari untuk memasok produknya kembali. Semangat Indari terkumpul, Indari bangkit dan melihat berbagai tren produk tas, dompet hingga souvenir yang bisa ia tawarkan ke berbagai kalangan. Indari mencoba memberikan penawaran ke berbagai perusahaan hingga bank untuk pengadaan produk souvenir.

“Saya keliling bawa proposal penawaran. Pokoknya saya taro proposal itu ke Perusahaan dan Bank-Bank. Saya ketemu dengan berbagai karakter orang. Mulai dari yang ramah sampe yang jutek. Tapi siapa sangka, orang jutek yang saya temui malah yang memberikan saya order pertama dengan jumlah yang tidak sedikit,” cerita Indari.

Tidak ingin kehilangan kepercayaan dari customer-nya, Indari pun menjaga setiap kualitas produk yang dibuat oleh nya. Menurut Indari, selain inovasi produk, kualitas menjadi nomor 1 agar customer kembali melakukan order kepadanya.

Kini bukan hanya 1 perusahaan yang menjadi customer-nya. Saat ini Indari memasok produk ke berbagai perusahaan, baik plat merah maupun swasta serta berbagai sekolah untuk membuat produk souvenir maupun tas dengan berbagai model.

Tak cukup excellent dalam pemasaran, Indari merasa masih membutuhkan kompetensi untuk meng-upgrade skill nya dalam usaha. Pada tahun 2014, Indari bergabung dengan YDBA untuk ikut serta dalam program pembinaan.

“Saat saya bergabung dengan YDBA. Ada hal yang menarik yang saya dapatkan dari YDBA. YDBA memberikan kami program Basic Mentality dan 5R yang belum pernah saya ketahui sebelumnya”, tutur Indari.

Program Basic Mentality merupakan program pembinaan yang dilakukan YDBA untuk memastikan UMKM memiliki semangat untuk berubah, memiliki keinginan untuk saling berbagi, komitmen dalam menjalankan pembinaan dan konsisten dalam menghasilkan produk sesuai standar QCD (quality, cost, delivery) yang dibutuhkan oleh Ayah Angkat/ customer-nya. Sedangkan program 5R (ringkas, rapi, resik, rawat dan rajin) merupakan program YDBA untuk mengajak dan mendorong UMKM menerapkan budaya 5R agar produktivitas kerja di usahanya meningkat.

Saat ini Indari sendiri bukan hanya dipercaya oleh berbagai koleganya untuk memasok produk, tetapi juga melakukan sharing terkait kompetensinya dalam menjalankan usaha.

“Sekarang saya banyak diundang untuk sharing keteman-teman UMKM lainnya, termasuk ilmu 5R yang diberikan oleh YDBA. Karena saya sendiri menerapkan 5R tersebut di workshop maupun lokasi produksi saya. Jadi mereka penasaran terkait ilmu tersebut. Dan saya masih simpan modul dan catatan 5R tersebut untuk saya bagikan ke teman-teman yang lain,” tutup Indari.

Sekilas Tentang YDBA

YDBA merupakan yayasan yang didirikan oleh pendiri Astra, William Soeryadjaya pada 1980 dengan filosofi ‘Berikan Kail Bukan Ikan’. YDBA didirikan sebagai komitmen Astra untuk berperan serta aktif dalam membangun bangsa, seperti yang diamanatkan dalam butir pertama filosofi Astra, Catur Dharma, yaitu “Menjadi Milik yang bermanfaat bagi Bangsa dan Negara”.

Sejalan dengan cita-cita Astra untuk Sejahtera Bersama Bangsa, YDBA juga terus berupaya mengembangkan UMKM di Indonesia agar naik kelas, mandiri dan dapat bersaing baik di pasar nasional maupun global. Sehingga berdampak pada peningkatan ekonomi UMKM yang juga turut menciptakan lapangan pekerjaan. Hal tersebut sejalan dengan Sustainabiliy Development Goals (SDGs) yang saat ini menjadi perhatian bersama, salah satunya pada goal no. 8, yaitu mempersiapkan pekerjaan layak dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

YDBA menjalankan program tanggung jawab sosial Astra dengan fokus pada pembinaan UMKM yang meliputi UMKM manufaktur, baik terkait value chain bisnis Astra, maupun yang tidak terkait, bengkel umum roda empat dan roda dua, kerajinan & kuliner serta pertanian. Berlandaskan Operating Values-nya, yaitu Compassionate, Adaptive, Responsible dan Excellent, YDBA memberikan pelatihan dan pendampingan kepada UMKM untuk naik kelas dan mencapai kemandiriannya.

Pelatihan akan lebih efektif, jika dilengkapi pendampingan di lapangan melalui 14 cabang YDBA, yang disebut dengan Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) yang berkolaborasi dengan berbagai pihak. Keempat belas LPB YDBA tersebar di Cakung, Jakarta Timur; Banyuwangi, Jawa Timur; Yogyakarta, DIY; Klaten, Solo, Tegal, Banyumas, Jawa Tengah; Tarikolot dan Puncak Dua, Jawa Barat; Lebak, Banten; Sangatta, Paser, Bontang, Kalimantan Timur dan Manggarat Barat NTT. YDBA juga memiliki project pendampingan koperasi petani hortikultura di Batangtoru, Tapanuli Selatan.

Hingga Desember 2022, YDBA telah memberikan pembinaan kepada 12.313 UMKM di bidang Manufaktur, Bengkel, Kerajinan & Kuliner serta Pertanian. YDBA secara tidak langsung juga telah menciptakan 72.465 lapangan pekerjaan melalui UMKM yang difasilitasinya. (*)

Pos terkait