Perkuat Rantai Pasok Industri Manufaktur, Ini Langkah Astra, Kementerian Perindustrian dan KADIN

Perkuat Rantai Pasok Industri Manufaktur, Ini Langkah Astra, Kementerian Perindustrian dan KADIN 
Perkuat Rantai Pasok Industri Manufaktur, Ini Langkah Astra, Kementerian Perindustrian dan KADIN 

Lensakaltim.com (Jakarta) – Sejalan dengan tujuan Astra “Sejahtera Bersama Bangsa”, Astra terus berupaya  melakukan kontribusi sosial baik di pilar pendidikan, kesehatan, lingkungan maupun  kewirausahaan. Di pilar kewirausahaan, Astra mendirikan Yayasan Dharma Bhakti Astra  (YDBA) untuk fokus menjalankan pembinaan UMKM di Indonesia.

Pendampingan UMKM tentu tidak bisa dilakukan seorang diri. Oleh karena itu, Astra  melalui YDBA terus berupaya melakukan kolaborasi termasuk mendukung peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) maupun Rantai Pasok yang melibatkan Industri  Kecil Menengah (IKM). Sejak November 2022, YDBA dan PT Astra Honda Motor (PT AHM) bersama Kementerian Perindustrian RI (Kemenperin RI) dan Kamar Dagang dan Industri  Indonesia (KADIN Indonesia) berkomitmen untuk menjalankan program pengembangan rantai pasok yang melibatkan IKM dan tier 1 PT AHM, salah satunya PT Astra Komponen  Indonesia (PT ASKI). Kolaborasi yang dilakukan sejak 2 tahun lalu ini diharapkan dapat  menjadi solusi bagi perusahaan besar yang bukan hanya concern terkait lokalisasi produk,  namun juga pengembangan IKM baik dalam peningkatan kompetensi maupun perluasan  pasar IKM.  

Sejak November 2022 tercatat sebanyak 39 IKM terlibat dalam kolaborasi rantai pasok ini.  Nilai transaksi yang dihasilkan mencapai Rp 110 Milyar atau 105% dari target yang  ditetapkan, yaitu Rp 105 Milyar. Bukan hanya terkait nilai transaksi yang berdampak positif  untuk IKM yang terlibat, tetapi juga peningkatan kompetensi IKM. Dalam kolaborasi ini  para IKM mendapatkan berbagai program pembinaan, seperti Pelatihan & Pendampingan  Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin (5R) & Lingkungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja  (LK3), Alat Ukur & Abnormality Proses, Cost Calculation, Human Resources Development  (HRD), Fasilitasi Pasar, Manajemen Mutu ISO 9001, Manajemen Keuangan. Para IKM juga  berkesempatan untuk mendapatkan akses pembiayaan yang difasilitasi oleh lembaga  pembiayaan Astra, yaitu PT Surya Arta Nusantara Finance (SANF) dan PT Astra Mitra  Ventur (Astra Ventura). 

Untuk melihat langsung progres pencapaian kolaborasi rantai pasok, pada pekan lalu,  YDBA, PT AHM, Kemenperin RI dan KADIN Indonesia melakukan kunjungan langsung ke  IKM yang terlibat dalam program kolaborasi ini. IKM tersebut adalah PT Arkha Industries  Indonesia yang memasok produknya ke tier 1 PT AHM, yaitu PT Astra Komponen Indonesia  (PT ASKI). Hadir dalam kunjungan, yaitu Ketua Pengurus YDBA Rahmat Samulo, Direktur  Industri Kecil dan Menengah Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut Kemenperin RI,  Ir. Dini Hanggandari, MSi, Wakil Ketua Komite Tetap Industri Kecil dan Menengah Alat Angkut, Kadin Indonesia Eric Indra Kurniawan, Quality Assurance Head PT AHM Setyo Budi  Anang Yuliarto dan Purchasing and Administration Division Head PT ASKI Calvin Mayrs. 

Rahmat Samulo dalam kunjungan tersebut menyampaikan, bahwa dalam kolaborasi ini Astra  sangat mengapresiasi program rantai pasok yang melibatkan YDBA, PT AHM, Kemenperin RI  dan KADIN Indonesia ini. Samulo menilai kolaborasi ini bisa diduplikasi oleh berbagai  stakeholder yang concern terhadap IKM, oleh karena itu Astra melalui YDBA akan terus  berupaya mempeluas kolaborasi ini dengan mengajak para stakeholder untuk terlibat  mengembangkan IKM melalui program rantai pasok. 

Ir. Dini Hanggandari, Msi berpendapat, bahwa kolaborasi ini bukan hanya mendukung  kepastian pasar IKM, karena para IKM langsung di link & match kan dengan ayah  angkatnya, tetapi juga mengurangi impor melalui penguatan produk lokal yang diproduksi  oleh IKM Indonesia. 

Eric Indra Kurniawan mendukung penuh program kolaborasi ini, terlebih semua pihak  berkomitmen dalam menjalankan kolaborasi rantai pasok. Eric mengaku program ini  menjadi program unggulan di KADIN, khususnya di Komite Tetap Industri Kecil dan  Menengah Alat Angkut. 

Di kesempatan yang sama, Setyo Budi Anang Yuliarto menyampaikan, bahwa kolaborasi  rantai pasok ini telah menciptakan ekosistem yang mendukung kompetensi dan perluasan  IKM, sehingga kolaborasi ini harus ditingkatkan dengan menghadirkan lebih banyak lagi  stakeholders yang memiliki komitmen serta visi yang sama dalam mengembangkan IKM  di Indonesia. 

Sedangkan Calvin Mayrs mengaku, bahwa PT ASKI sangat mendukung program  pengembangan IKM, khususnya program rantai pasok ini. Dengan kualitas yang baik dan  delivery yang tepat waktu dari IKM, memperkuat komitmen PT ASKI untuk terus terlibat  dalam program rantai pasok.  

Sekilas Tentang YDBA  

YDBA merupakan yayasan yang didirikan oleh pendiri Astra, William Soeryadjaya pada 1980  dengan filosofi ‘Berikan Kail Bukan Ikan’. YDBA didirikan sebagai komitmen Astra untuk  berperan serta aktif dalam membangun bangsa, seperti yang diamanatkan dalam butir pertama filosofi Astra, Catur Dharma, yaitu “Menjadi Milik yang bermanfaat bagi Bangsa dan  Negara”. 

Sejalan dengan cita-cita Astra untuk Sejahtera Bersama Bangsa, YDBA juga terus berupaya  mengembangkan UMKM di Indonesia agar naik kelas, mandiri dan dapat bersaing baik di  pasar nasional maupun global. Sehingga berdampak pada peningkatan ekonomi UMKM yang  juga turut menciptakan lapangan pekerjaan.  

YDBA menjalankan program tanggung jawab sosial Astra dengan fokus pada pembinaan  UMKM yang meliputi UMKM manufaktur, baik terkait value chain bisnis Astra, maupun yang  tidak terkait, bengkel umum roda empat dan roda dua, kerajinan & kuliner serta pertanian.  Berlandaskan Operating Values-nya, yaitu Compassionate, Adaptive, Responsible dan  Excellent, YDBA memberikan pelatihan dan pendampingan kepada UMKM untuk naik kelas  dan mencapai kemandiriannya.  

Pelatihan akan lebih efektif, jika dilengkapi pendampingan di lapangan melalui 16 cabang  YDBA yang berkolaborasi dengan berbagai pihak. Kelima belas cabang tersebut tersebar di  Cakung, Jakarta Timur; Banyuwangi, Jawa Timur; Bantul, DIY; Solo, Tegal, Banyumas, Jawa  Tengah; Citeureup dan Puncak Dua, Jawa Barat; Lebak, Banten; Sangatta, Paser, Bontang,  Kalimantan Timur, Manggarai Barat & Manggarai Timur NTT, Barito Utama Kalimantan Tengah dan Tanjung Kalimantan Selatan. YDBA juga memiliki 3 project pembinaan UMKM di wilayah  Bandung, Cikuya Tangerang dan Salatiga.  

Hingga Desember 2023, YDBA telah memberikan pembinaan kepada 13.082 UMKM di bidang  Manufaktur, Bengkel, Kerajinan & Kuliner serta Pertanian. YDBA secara tidak langsung juga  telah menciptakan 74.146 lapangan pekerjaan melalui UMKM yang difasilitasinya. (*) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *