Lensakaltim.com (Kutim) – Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Tuah Benua (Perumdam TTB) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), terus melakukan inovasi untuk masyarakat. Terbaru hadirnya Produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yakni SangattAqua.
Produk lokal yang diluncurkan untuk menjawab kebutuhan akan air minum berkualitas ini, hadir dalam tiga varian kemasan, yaitu gelas, botol 330 ml, dan 600 ml.
Dihubungi awak media belum lama ini, Direktur Utama (Dirut) Perumda TTB, melalui Manajer Umum, Noor Hadi Syaputra, mengaku bahwa kemasan botol ukuran 330 ml dan 600 ml telah lolos uji dan memiliki ijin untuk dapat diedarkan.
“Saat ini kemasan gelas belum, masih dalam bahasa sistem itu penolakan, mulai dari penulisan dan sebagainya. Ini sementara kita desain ulang barcodenya, tinggal dikirimkan ke percetakan baru nantinya kita produksi. Kalau pabrik, produksinya terus jalan tiap hari,” ujar Noor Hadi, saat di temui di ruang kerjanya.
Ia pun menuturkan bahwa dalam waktu dekat ini, pihaknya segera mendistribusikan secara meluas produk SangattAqua untuk kemasan botol. “Kami belum berani untuk menjual, dikemasan juga ada tertulis tidak untuk diperjual belikan. Tapi untuk kebutuhan internal kita selalu siapkan disini,” bebernya.
Lebih jauh Hadi mengatakan, produk SangattAqua ini telah melalui serangkaian proses lengkap, seperti pengujian standar kualitas air, sebelum akhirnya layak diminum dan dikonsumsi.
“Pabrik AMDK ini telah dilengkapi dengan ruang pengujian, alat-alat laboratorium dan pelaksanaannya juga sudah menyesuaikan protap pabrik, seperti K3 dan safety APD semuanya berjalan,” jelasnya.
“Untuk kemasan gelas produksinya 4.800 gelas per jam, kalau dikonversikan ke kardus mencapai 100 kardus per jam. Botol 330 ml produksinya 2.100 botol per jam dan botol 600 ml produksi per jamnya 2008 botol,” tambahnya
Dari hasil produksi tersebut merupakan batas minimal dari mesin produksi. Produksi bisa saja ditingkatkan, namun tentunya akan memiliki dampak besar saat melakukan perbaikan alat mesin. “Pasti memiliki resiko terutama terhadap mesin produksi, makanya kami lakukan secara bertahap sambil menunggu kelengkapan berkas untuk produksi secara massal,” imbuhnya. (*/ai)