Lensakaltim.com (Kutim) – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Sayid Anjas, kembali menyoroti lambatnya pekerjaan proyek Multiyears atau tahun jamak, yang dilakukan sejumlah kontraktor.
Menurutnya, pihak kontraktor proyek MY, seharusnya memulai pekerjaan diawal tahun 2023 lalu, sehingga progres pekerjaannya bisa selesai ditahun 2024 ini. Namun, hingga mendekati batas waktu, proyek MY belum satupun ada yang selesai.
“Mereka (kontraktor) start, harusnya mereka sudah start di awal 2023 lalu, tapi dia start diakhir 2023, jadi hampir 1 tahun dia lambat. Makanya mereka harus ngebut diakhir ini, tapi kan kembali lagi ke skema dan skemanya sudah tidak sesuai,” beber Sayid Anjas.
“Nah kalau sudah begitu, tercapai nga itu kontraktor mau ngerjain sampai 100 persen,” tambahnya.
Politisi Partai Golkar itu sangat menyayangkan jika proyek-proyek MY itu tidak diselesaikan tepat waktu, karena akan berimbas pada Pembangunan daerah dan kembali lagi masyarakat yang menjadi korban.
Sayid Anjas Soroti Lambatnya Proyek MY di Kutim
“Sangat disayangkan kalau tidak selesai, apalagikan waktu pekerjaannya cukup panjang. Ini sudah masuk pertengahan tahun 2024, sedangkan progresnya masih jauh dari target. Ini tentu menjadi perhatian bagi semua kalangan,” ucapnya.
Terkait isu adanya kontraktor yang mengerjakan proyek MY, namun tidak memiliki Batching Plant, Anggota Komisi B DPRD Kutim itu mengaku, pihaknya telah menanyakan hal tersebut dan pihak kontraktor mengaku itu tidak benar. Sebagai informasi, kehadiran Batching Plant sebagai syarat dalam pengerjaan proyek MY.
“Waktu kami tanya kontraktor yang kami sidak, mereka punya batching plant, walaupun masih dalam proses erection (pembuatan). Karena awalnya ada support, nanti setelahnya baru ada batching plant,” pungkasnya. (adv/ik/lk01)
